Jurnal Refleksi 3.1

Jurnal Refleksi Dwimingguan Modul 3.1

Pertanyaan-pertanyaan berikut merupakan panduan yang digunakan dalam sesi refleksi. 

Dari delapan pertanyaan yang ada, pilihlah minimal empat pertanyaan sebagai bahan refleksi Anda.

  1. Bagaimana/sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
  2. Tuliskan pengalaman Anda dalam menggunakan ketiga materi tersebut dalam proses Anda mengambil keputusan dalam situasi dilema etika yang Anda hadapi selama ini.  Anda dapat juga menulis tentang sebuah situasi dilema etika yang dihadapi oleh orang lain serta keputusan yang diambil. Berilah ulasan berdasarkan 3 materi yang telah Anda pelajari di modul ini.
  3. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dalam situasi moral dilema? Kalau pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?
  4. Bagaimana dampak mempelajari materi ini buat Anda, perubahan  apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
  5. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran?
  6. Apa yang Anda bisa lakukan untuk membuat dampak/perbedaan di lingkungan Anda setelah Anda mempelajari modul ini?
  7. Selain konsep-konsep tersebut, adakah hal-hal lain yang menurut Anda penting untuk dipelajari dalam proses pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran?
  8. Adakah nilai-nilai kebajikan yang ditanamkan oleh orangtua anda atau bahkan kakek nenek buyut Anda yang menjadi karakter khas suku atau masyarakat dimana Anda tinggal? Bagaimana Anda sebagai seorang guru akan menggunakannya untuk membantu Anda dalam pengambilan keputusan?

Dari delapan pertanyaan yang ada, pilihlah minimal empat pertanyaan sebagai bahan refleksi Anda.

  1. Bagaimana/sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Berdasarkan modul 3.1 yang sudah saya pelajari, saya mampu untuk membedakan dilema etika dan bujukan moral. Dilema etika merupakan situasi yang merupakan pertentangan antara benar lawan benar. Sedangkan bujukan moral merupakan situasi dimana terjadi pertentangan antara benar lawan salah. 4 (empat) paradigma pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

  1. Individu lawan masyarakat (individual vs community)
  2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy) 
  3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)  
  4. Jangka pendek lawan  jangka panjang (short term vs long term).

Sedangkan 3 prinsip pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

  1. Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
  2. Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
  3. Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

Sembilan  langkah pengambilan dan pengujian keputusan adalah sebagai berikut;

9 langkah tersebut adalah

Langkah 1: Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi ini.

Langkah 2: Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini

Langkah 3: Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini

Langkah 4: Pengujian benar atau salah, yang terdiri atas:

  1. Uji Legal

Menyangkut aspek pelanggaran hukum. Bila jawabannya adalah iya, maka pilihan yang ada bukanlah antara benar lawan benar, namun antara benar lawan salah. Pilihannya menjadi membuat keputusan yang mematuhi hukum atau tidak, bukannya keputusan yang berhubungan dengan moral.

  • Uji Regulasi/Standar Profesional

Berhubungan dengan pelanggaran peraturan atau kode etik.

  • Uji Intuisi

Langkah ini mengandalkan tingkatan perasaan dan intuisi Anda dalam merasakan apakah ada yang salah dengan situasi ini. Uji intuisi ini akan mempertanyakan apakah tindakan ini sejalan atau berlawanan dengan nilai-nilai yang Anda yakini.

  • Uji Halaman  Depan Koran

Apa yang Anda akan rasakan bila keputusan ini dipublikasikan pada halaman depan dari koran dan sesuatu yang Anda anggap merupakan ranah pribadi Anda tiba-tiba menjadi konsumsi masyarakat? Bila Anda merasa tidak nyaman membayangkan hal itu akan terjadi, kemungkinan besar Anda sedang menghadapi bujukan moral atau benar lawan salah.

  • Uji Panutan/Idola

Dalam langkah ini, Anda akan membayangkan apa yang akan dilakukan oleh seseorang yang merupakan panutan Anda, misalnya ibu Anda. Tentunya di sini fokusnya bukanlah pada ibu Anda, namun keputusan apa yang kira-kira akan beliau ambil, karena beliau adalah orang yang menyayangi Anda dan orang yang sangat berarti bagi Anda.

Langkah 5: Pengujian Paradigma Benar lawan Benar

Mengidentifikasi paradigm sanagt penting karena, ini bukan hanya an permasalahan namun membawa penajaman pada fokus kenyataan bahwa situasi ini betul-betul mempertentangkan antara dua nilai-nilai inti kebajikan yang sama-sama penting.

Langkah 6: Melakukan Prinsip Resolusi , yang terdiri dari 3 prinsip berpikir yaitu:

  1. Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
  2. Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
  3. Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

Langkah 7: Investigasi Opsi Trilema

Mencari opsi yang ada di antara 2 opsi. Apakah ada cara untuk berkompromi dalam situasi ini. Terkadang akan muncul sebuah penyelesaian yang kreatif dan  tidak terpikir sebelumnya yang bisa saja muncul di tengah-tengah kebingungan menyelesaikan masalah.

Langkah 8: Buat Keputusan

Langkah 9: Tinjau lagi keputusan dan refleksikan

Banyak hal yang tidak terduga dalam modul 3.1 pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran terutama dalam menentukan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Dalam menentukan uji legal kita akan membayangkan menjadi beberapa hal misal menjadi idola, kemudian menjadi uji publik atau halaman depan koran. Hal yang paling menantang dalam menentukan 9 langkah tersebut adalah investigasi opsi trilema karena kita harus membuat alternatif solusi kreatif diantara 2 opsi ya dan tidak namun harus memberikan solusi yang tepat dan terarah.

  1. Tuliskan pengalaman Anda dalam menggunakan ketiga materi tersebut dalam proses Anda mengambil keputusan dalam situasi dilema etika yang Anda hadapi selama ini.  Anda dapat juga menulis tentang sebuah situasi dilema etika yang dihadapi oleh orang lain serta keputusan yang diambil. Berilah ulasan berdasarkan 3 materi yang telah Anda pelajari di modul ini.

Dilema etika memang sering terjadi pada diri kita apalagi sebagai seorang pendidik. Salah satu contoh dilema etika yang saya alami adalah ketika  seorang anak didik malas mengikuti pelajarn dan yang nilainya selalu di bawah KKM sehingga anak ini memungkinkan untuk tinggal kelas. Menurut peraturan yang ada saat ini tidak ada siswa yang tinggal kelas di Sekolah Dasar dan nilainya minimal sama dengan atau lebih dari KKM. Jika sesuai dengan peraturan, maka siswa tersebut seharusnya tidak bisa naik kelas. Namun jika tidak naik kelas, selain melanggar aturan guru juga merasa kasihan merasa kasihan.

Di sini terjadi dilema, benar jika saya tidak menaikkan anak tersebut karena nilainya kurang dari KKM, benar juga saya sebagai guru menaikkan anak tersebut karena memikirkan jangka panjang si anak. Hal tersebut menjadi dilema etika bagi saya. Jika tetap naikkan maka kemungkinan anak ini tidak dapat menyerap pembelajaran dengan baik. Untuk itulah saya harus menganalisis kasus tersebut dengan 4 paradigma dilema etika 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.

Dilema etika yang saya alami adalah Keadilan lawan rasa kasihan

Benar jika saya tidak menaikkan anak tersebut karena memang sesuai dengan peraturan dimana jika saya melakukannya maka saya memberikan keadilan bagi seluruh anak dalam kelas, akan tetapi benar juga jika saya menaikkan anak tersebut karena saya merasa kasihan jika anak tersebut tinggal kelas, mungkin anak tersebut akan mengalami mental down atau malu dan membekas di dalam hati sampai tua nanti, akan tetapi benar juga jika saya tidak menaikan naikkan karena aturannya memang demikian.

Prinsip yang saya gunakan adalah

  • Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

9 langkah dalam pengujian dan pengambilan keputusan

  • Nilai-nilai yang bertentangan

Dalam kasus ini terjadi nilai bertentangan nilai keadilan lawan nilai kasihan dimana dua hal tersebut benar adanya.

Yang terlibat dalam kasus ini

Guru, murid, kepala sekolah,rekan guru,  orang tua

Fakta yang relevan

Aturan kenaikan kelas meliputi: Permendikbud no 23 Tahun 2016 yaitu tidak ada 3 nilai di bawah KKM, nilai sikap minimal B, dan mengikuti tes baik penilaian harian, PTS, maupun PAT.

Ferdi tidak tuntas dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan memiliki nilai sikap kurang baik (C)

Pengujian benar dan salah

Apakah ada aspek pelanggaran hukum dalam situasi tersebut? (Uji legal)

 Tidak ada

Apakah ada pelanggaran peraturan/kode etik profesi dalam kasus tersebut? (Uji regulasi)

Ada. Melanggar peraturan sekolah.

Berdasarkan perasaan dan intuisi Anda, apakah ada yang salah dalam situasi ini? (Uji intuisi).

Ada perasaan bersalah karena menaikkan siswa tersebut padahal tidak sesuai kenyataan.

Apa yang anda rasakan bila keputusan Anda dipublikasikan di halaman depan koran? Apakah anda merasa nyaman?

Tidak nyaman. Karena merupakan sebuah pelanggaran profesi.

 Kira-kira, apa keputusan yang akan diambil oleh panutan/idola Anda dalam situasi ini?

Tetap menaikkan ke kelas VI dengan diberi tindak lanjut melakukan pembinaan bersama orang tua agar memperbaiki sikap dan lebih aktif mengikuti pembelajaran di sekolah jenjang berikutnya.

Pengujian paradigma benar lawan benar

Benar jika saya tidak menaikkan anak tersebut karena memang sesuai dengan peraturan dimana jika saya melakukannya maka saya memberikan keadilan bagi seluruh anak dalam kelas, akan tetapi benar juga jika saya menaikkan anak tersebut karena saya merasa kasihan jika anak tersebut tinggal kelas, mungkin anak tersebut akan mengalami mental down atau malu dan membekas di dalam hati sampai tua nanti, akan tetapi benar juga jika saya naikkan karena memang kurikulum berkata demikan.

Prinsip Berpikir

Berpikir basis peraturan (rule based thinking)

Investigasi opsi trilemma

Menaikkan ke kelas VI dengan melakukan pembinaan dan pemanggilan orang tua sebelumnya. Melakukan coaching terhadap anak dan orang tua untuk menemukan solusi agar si anak sadar dan semangat lagi di kelas berikutnya. Mungkin guru bisa memberi saran kepada orang tua untuk memasukkan anaknya ke bimbingan belajar atau les privat agar menjadi lebih baik dan tidak ketinggalan dengan teman-temannya

Buat Keputusan

Keputusan berdasarkan rapat dewan guru adalah menaikkan anak tersebut dengan memberikan bimbingan dan menghubungi orang tua untuk ikut berperan aktif dalam menyelesaikan masalah ini

keputusan dan refleksikan

Menurut saya keputusan saya sudah tepat. Berdasarkan rapat dewan guru Tetap menaikkan ke kelas VI siswa tersebut dengan diberi tindak lanjut berupa pembinaan. Selain itu diberi nilai batas KKM di kelas.

Bagaimana dampak mempelajari materi ini buat Anda, perubahan  apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Dampak setelah mempelajari materi ini buat saya adalah saya bisa belajar lebih bijak dalam berpikir. Saya dapat menyelesaikan masalah dengan melakukan berbagai pertimbangan, perlu pemikiran yang jernih sehingga kita dapat memutuskan perkara dengan meminimalisir kesalahan yang bisa merugikan salah satu pihak. Sebelum saya mempelajari modul ini dalam menghadapi masalah saya lebih mengedapkan pada aspek emosi dan kurang tenang sehingga ketika memutuskan suatu penyelesaian masalah terkadang timbul rasa tidak nyaman dalam diri atau penyesalan.

Selain konsep-konsep tersebut, adakah hal-hal lain yang menurut Anda penting untuk dipelajari dalam proses pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran?

Hal yang penting untuk dipelajari adalah kemampuan nalar atau pertimbangan yang masak agar setelah meneliti semua faktor yang berhubungan dengan suatu masalah dan segenap  alternatif pemecahannya, mampu menetapkan suatu pemecahan terbaik yang dapat  dilaksanakan dengan lancar dan juga dituntut untuk berwawasan jauh ke depan agar  dapat mengantisipasi dan merencanakan aksi dan reaksi yang akan muncul akibat  keputusan tersebut. Selain itu harus mempunyai watak kuat yang diperlukan untuk  membuat keputusan terbaik pada waktu yang tepat, dan mengumumkannya juga pada waktu dan tempat yang tepat sehingga akan diperoleh hasil-hasil sesuai yang diharapkan.

Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran

Sangat penting karena sebagai guru yang menjadi pemimpin pembelajaran bagi murid dan bagian dari stakeholder di sekolah. Banyak situasi di sekolah yang akan terselesaikan secara efektif setelah memahami prinsip paradigma dan 9 langkah dalam pengambilan keputusan ini sehingga keputusan yang diambil bisa tepat

Apa yang Anda bisa lakukan untuk membuat dampak/perbedaan di lingkungan Anda setelah Anda mempelajari modul ini?

Mencoba mempraktikkan apa yang telah dipelajari. Misalnya pada saat kita dihadapkan pada situasi dilema etika dan bujukan moral seorang. Mencoba mengimbaskan dengan berbagai ilmu dan pengalaman kepada rekan guru di sekolah

Selain konsep-konsep tersebut, adakah hal-hal lain yang menurut Anda penting untuk dipelajari dalam proses pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran?

Bersikap teliti dan bijaksana serta berani dalam menentukan pilihan terutama pilihan yang mendesak dalam situasi mendesak pula.

Adakah nilai-nilai kebajikan yang ditanamkan oleh orangtua anda atau bahkan kakek nenek buyut Anda yang menjadi karakter khas suku atau masyarakat dimana Anda tinggal? Bagaimana Anda sebagai seorang guru akan menggunakannya untuk membantu Anda dalam pengambilan keputusan?

Nilai-nilai kebajikan yang ditanamkan oleh orang tua saya karena berasal dari jawa jadi lekat dengan budaya jawa. Dalam kehidupan masyarakat Jawa terdapat istilah tata krama atau disebut juga unggah-ungguh. Tata krama digunakan dalam kehidupan sehari-hari dimulai dari kita bangun tidur hinga tidur lagi. Kemudian dalam bahasa Jawa ada istilah “ajining dhiri saka lathi, ajining raga saka busana, ajining awak saka tumindak“

Yang pertama “Ajining dhiri saka lathi” mengandung makna bahwa jika kita harus menjaga lisan kita.karena dari perkataan yang keluar dari lisan kita dapat mencerminkan siapa kita, jadi hendaknya menjaga lisan dimanapun dan kapanpun. Jika ingin dihargai orang lain maka hendaknya kita menghagai orang lain dulu 

Sedangkan yang kedua “Ajining raga saka Busana” mengandung maksud bahwa kita sebagai manusia sebaiknya mengenakan pakaian yang sopan dan sesuai situasi dan kondisi. Kemudian dari busana yang kita kenakan juga dapat terlihat siapa kita dan apa jabatan kita. Selain sebagai alat untuk menunjukkan identitas kita, busana juga berfungsi sebagai pelindung tubuh dari bahaya yang menyerang seperti penyakit penyakit, luka dan lain sebagainya. 

Dan yang ketiga “Ajining awak saka tumindak” bermakna bahwa bagaimana cara kita bertindak dapat mencerminkan siapa kita sebenarnya. Jadi dari ketiga itu semua berhubungan satu sama lain, yang pada intinya kita harus menjaga tingkah laku kita dimanapun dan kapanpun kita berada. Karena kita adalah makhluk sosial yang pastinya membutuhkan satu sama lain, dan pastinya semua orang ingin dihormati dan dihargai.

Source : opcit cgp

0 0 votes
Article Rating
0 0 votes
Article Rating
1.1K Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Stevenwaity
Stevenwaity
2 months ago

amoxicillin 500mg capsules uk: amoxil com pharm – amoxicillin 500 mg price